Skip to main content

Mengulas Penggunaan VAR dalam Sepakbola: Kekurangan dan Upaya Menggantikan dengan VAR Berbasis Artificial Intelligence

 Sepakbola merupakan salah satu olahraga dengan penikmat terbesar di dunia. Dilansir dari World Population Review, sepak bola menjadi cabang olahraga paling populer di dunia dengan jumlah penikmat 3.5 miliar orang. Salah satu faktor yang membuat sepakbola begitu besar adalah jumlah pemain yang terlibat. Olahraga ini dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia, dari tingkat amatir hingga profesional. Setiap negara memiliki liga sepakbola sendiri dengan tim-tim yang bersaing di level nasional dan internasional.

Penggunaan Video Assistant Referee (VAR) Dalam Sepakbola

“VAR is like a parachute, it’s better to have it when you need it.”

Video Assistant Referee (VAR) adalah tekonologi yang digunakan dalam sepakbola untuk membantu wasit untuk membuat keputusan dalam pertandingan. VAR pertama kali diperkenalkan dan diuji coba dalam pertandingan persahabatan antara Timnas Italia dan Belanda pada tahun 2012. Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (bahasa inggris: International Football Association Board, disingkat IFAB) memberikan persetujuan penggunaan VAR di tahun 2016. VAR kemudian secara resmi digunakan pertama kali dalam ajang Piala Konfederasi di Rusia pada tahun 2017.

Penggunaan VAR dalam sepakbola bertujuan membantu wasit untuk membuat keputusan yang lebih akurat dalam sebuah pertandingan. Wasit akan mereview video yang direkam oleh kamera yang sudah diletakkan di berbagai sisi stadion melalui sebuah layar. Video yang ditampilkan biasanya berupa video slow-motion yang bertujuan agar meminimalisasi kesalahan yang tidak bisa dilihat oleh wasit secara langsung. Penggunaan VAR dalam sebuah pertandingan meliputi pengambilan keputusan gol atau tidak gol, pemberian penalti, pemberian kartu merah langsung (direct red card), dan kesalahan-kesalahan yang teridentifikasi.

VAR melibatkan sebuah tim yang terdiri dari wasit utama yang ada di dalam lapangan memimpin pertandingan, dan empat asisten wasit yang bertugas memantau layar video pertandingan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan. Empat asisten tersebut terdiri dari satu asisten wasit utama VAR dan tiga asisten wasit VAR (AVAR1, AVAR2, AVAR3).

Proses meninjau keputusan dapat berjalan dalam 2 sekenario: pertama, wasit utama di lapangan meminta peninjauan setelah membuat sebuah keputusan, kedua asisten wasit VAR merekomendasikan peninjauan kepada wasit lapangan setelah mendeteksi kesalahan atau kekeliruan wasit lapangan dalam mengambil keputusan, rekomendasi tersebut disampaikan asisten wasit VAR melalui mikrofon yang terhubung ke wasit lapangan.

                                                                                                                                           Sumber : Wired

Penggunaan VAR dalam pertandingan sepakbola memicu beragam reaksi dari para penggemar sepakbola. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa VAR bisa meningkatkan akurasi wasit dalam membuat keputusan pada suatu pertandingan, beberapa juga berpendapat bahwa VAR mengganggu jalannya laga karena memakan waktu yang cukup lama untuk wasit membuat keputusan dan kerap menimbulkan kebingungan diantara pemain, fans dan official. VAR dianggap menghilangkan esensi sepakbola yang pada dasarnya melibatkan keputusan manusia sepenuhnya.

Kritik paling banyak dari penggunaan VAR dalam sebuah pertandingan adalah bahwa VAR memakan terlalu banyak waktu sehingga mengganggu jalannya laga. Wasit yang mengambil keputusan untuk melihat review video VAR rata-rata menghabiskan waktu 4 menit untuk mengambil keputusan. Selain itu, banyak keputusan-keputusan wasit yang dibantu oleh VAR membuat tim rugi dan gagal mendapatkan poin pertandingan. Di musim 2019–2020, ada total 109 gol atau insiden yang melibatkan VAR.

Data Keputusan yang Diambil Dari VAR (Premier League Musim 2019–2020)

                                 Data dirangkum dari ESPN

Banyak keputusan-keputusan kontroversial yang disebabkan oleh penggunaan VAR. Sebagai contoh, dalam pertandingan Premier League Manchester United melawan Arsenal, gol pembuka Gabriel Martinelli ditolak oleh wasit karena wasit memutuskan untuk mereview video assistant dan menganggap ada pelanggaran yang dilakukan oleh Martin Odegaard terhadap Christian Eriksen dalam build up serangan. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Manchester United 3–2.

Penundaan pertandingan yang lama, ketidakakuratan keputusan dan kurangnya kepercayaan pemain, fans official membuat penggunaan teknologi VAR perlu dievaluasi, diperlukan teknologi yang lebih mutakhir agar pertandingan tidak terganggu dan menghasilkan keputusan wasit yang lebih akurat.

VAR Berbasis Artificial Intelligence

Pada ajang piala dunia Qatar tahun 2022 lalu, teknologi VAR berbasis Artificial Intelligence mulai diperkenalkan. FIFA mengklaim bahwa waktu yang akan dihabiskan wasit untuk mengambil keputusan terutama offside/no offside akan lebih cepat dibandingkan teknologi VAR sebelumnya yang tidak berbasi AI. Teknologi ini disebut Semi-automated offside technology (SAOT).


Cara kerja SAOT adalah dengan menggunakan 12 kamera pendeteksi pergerakan pemain di setiap sisi stadion. Kamera tersebut akan melacak 29 titik di tubuh pemain untuk kemudian mengirimkan data hingga 50 kali per detik ke oprator SAOT. Data-data tersebut akan diproses menggunakan teknologi AI. Setelah terkirim, data-data tersebut akan dicek ulang olek sistem VAR dan VAR akan menampilkan hasil analisanya ke wasti sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan akhir.


Dilansir dari FiveThirtyEight, transmisi data yang dikirimkan dengan menggunakan teknologi SAOT adalah 500 frame per second atau 500Hz. Hal tersebut membuat SAOT 10 kali lebih akurat dari VAR yang tidak berbasis AI di mana hanya memiliki kecepatan transmisi data sebesar 50Hz.



Comments

Popular posts from this blog

Satu Tahun Menjadi Mahasiswa Rantau

  Libur semester yang tidak banyak kerjaan, tapi pikiran dan mental tidak pernah berhenti bekerja tiap hari. Libur semester ini menjadi libur semester kedua aku tidak pulang menikmati liburan panjang di rumah. Sepertinya akan selalu seperti ini, karena itu konsekuensi yang harus aku ambil ketika memutuskan untuk kuliah jauh dari rumah. Kali ini liburannya cukup melatih kesabaran dan membuat otak berpikir keras: mulai dari mengerjakan tanggung jawab sebagai subkoodinator salah satu riset PKL sampai merasakan kesepian di kos karena kebanyakan teman kos pulang untuk liburan. Tiap hari waktu ku selalu habis untuk bermain instagram, membaca semua informasi yang disuguhkan, melihat pencapaian-pencapaian orang lain yang tampak begitu membahagiakan, hidup terasa tertinggal. Menelpon orang di rumah terutama ibu kadang membuat semuanya terasa baik-baik saja untuk sementara waktu. Mendengar suara ibu walau hanya sebentar terasa sangat melegakan, setidaknya mental masih merasa bahwa ‘aku...

Tulisan adalah Media Terbaik Untuk Menyimpan Kenangan

Saya suka menulis karena saya orang yang pelupa. Setiap hal yang akan saya lakukan dan hal-hal penting yang saya temui biasanya saya tulis di aplikasi note yang ada di handphone mulai dari kord lagu yang baru saya ulik sampai draf pesan yang akan dikirim ke dosen jika ada keperluan. Bagi saya, tulisan adalah media terbaik untuk menyimpan kenangan. Tulisan bisa membangkitkan memori dari momen-momen yang pernah terjadi di waktu lalu. Saya membuat blog ini ketika kelas satu SMA. Waktu itu tujuannya hanya untuk menjadi media untuk berlatih menulis. Isinya sebenarnya sederhana, kadang hanya berisi cerita-cerita keseharian sebagai siswa yang sebenarnya tidak terlalu penting karena tujuannya hanya untuk menyimpan cerita, kadang juga berisi cerita-cerita perjalanan bersama teman-teman yang sayang kalau hanya diabadikan dalam bentuk foto—karena kalau hanya dalam bentuk foto sering lupa hal-hal yang terjadi waktu itu. Kenapa harus lewat blog? kenapa tidak disimpan sendiri saja di dalam me...